Sabtu, 28 Juni 2014

DO'A SETELAH SHOLAT SUBUH

  DO’A SETELAH SHOLAT SUBUH (dibaca setelah salam)
                                                             اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلا مُتَقَبَّلا   
 Artinya:
"Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima..." (Shahih, HR Ibnu Majah: 925)

Selasa, 24 Juni 2014

NILAI YANG TERKANDUNG DALAM USIA 40 th

Allah swt. berfirman,

حَتَّى إَذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِيْنَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِى أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِى أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِى إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Apabila dia telah dewasa dan usianya sampai empat puluh tahun, ia berdoa, “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.” (Q.S. al-Ahqâf: 15)

Menurut para pakar tafsir, usia 40 tahun disebut tersendiri pada ayat ini, karena pada usia inilah manusia mencapai puncak kehidupannya baik dari segi fisik, intelektual, emosional, karya, maupun spiritualnya. Orang yang berusia 40 tahun benar-benar telah meninggalkan usia mudanya dan beralih menapaki usia dewasa penuh. Apa yang dialami pada usia ini sifatnya stabil, mapan, kokoh. Perilaku di usia ini karenanya akan menjadi ukuran manusia pada usia-usia berikutnya.


Doa yang terdapat dalam ayat tersebut tentu dianjurkan untuk dibaca oleh mereka yang berusia 40 tahunan. Apalagi mereka yang usianya di atasnya. Di dalamnya tampak terkandung uraian berbagai gejala orang yang berusia 40 tahun, yaitu:
    nikmat yang sempurna telah diterimanya dan diterima oleh orang tuanya,
    kecenderungan diri untuk beramal yang positif,
    rumah tangga yang beranjak harmonis,
    kecenderungan diri bertaubat dan kembali kepada Sang Pencipta, dan
    ketegasannya mendeklarasikan diri sebagai pemeluk agama Islam.

Pada ayat yang lain, Allah swt. berfirman,
أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيْرُ
Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam tempo yang cukup untuk berpikir bagi orang-orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepadamu pemberi peringatan? (Q.S. Fâthir: 37)
Menurut Ibnu Abbas, Hasan al-Bashri, al-Kalbi, Wahab bin Munabbih, dan Masruq, yang dimaksud dengan “umur panjang dalam tempo (tenggang waktu) yang cukup untuk berpikir” dalam ayat tersebut tidak lain adalah kala berusia 40 tahun.
Mengapa umur 40 tahun begitu penting?
Dalam tradisi Islam, usia manusia diklasifikasikan menjadi 4 (empat) periode, yaitu
1) periode kanak-kanak atau thufuliyah,
2) periode muda atau syabab,
3) periode dewasa atau kuhulah, dan
4) periode tua atau syaikhukhah.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menyebut periode kanak-kanak itu mulai lahir hingga baligh, muda mulai dari usiabaligh sampai 40 tahun, dewasa usia 40 tahun sampai 60 tahun, dan usia tua dari 60-70 tahun.
Usia 40 tahun dengan demikian adalah usia ketika manusia benar-benar meninggalkan masa mudanya dan beralih menapaki masa dewasa penuh yang disebut dengan usia dewasa madya (paruh baya) atau kuhulah. Hal ini sesuai dengan pendapat pakar psikologi seperti Elizabet B. Hurlock, penulis “Developmental Psychology”. Katanya, “masa dewasa awal” atau “early adulthood” terbentang sejak tercapainya kematangan secara hukum sampai kira-kira usia 40 tahun. Selanjutnya adalah masa setengah baya atau “middle age”, yang umumnya dimulai pada usia 40 tahun dan berakhir pada usia 60 tahun. Dan akhirnya, masa tua atau “old age” dimulai sejak berakhirnya masa setengah baya sampai seseorang meninggal dunia. Nuansa kejiwaan yang paling menarik pada usia 40 tahun ini adalah meningkatnya minat seseorang terhadap agama (religiusitas dan spiritualisme) setelah pada masa-masa sebelumnya minat terhadap agama itu boleh jadi kecil sebagaimana diungkapkan oleh banyak pakar psikologi sebagai “least religious period of life”.
Oleh karena itu, dengan berbagai keistimewaannya, maka patutlah jika usia 40 tahun disebut tersendiri di dalam al-Qur’an. Dan karenanya, tidaklah heran jika para Nabi diutus pada usia 40 tahun. Nabi Muhammad saw. diutus menjadi nabi tepat pada usia 40 tahun. Begitu juga dengan nabi-nabi yang lain, kecuali Nabi Isa as. dan Nabi Yahya as., mereka diutus menjadi nabi ketika usia mereka genap 40 tahun.
Kesimpulannnya, memasuki usia 40, sungguh terasa beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Rasa percaya diri dalam mengambil suatu keputusan sangat mantap, luapan emosi sudah mulai terkendali dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tapi, pada usia ini beban moril juga akan terasa berat.  Aaah. . . . Pokoknya tidak bisa diungkapkan. . .
Semoga pada usia 40 ini Allah memberi kebaikan-kebaikan, untuk menjadi mamusia yang berguna bagi lainnya. . .

Bersumber  http://www.salimah.or.id/40-tahun-usia-istimewa-dalam-islam/

TRADISI MENJELANG RAMADHAN DI KAMPAR


Menjelang masuk bulan suci Ramadhan, banyak kegiatan yang dilakukan dan sudah menjadi tradisi di Kab. Kampar. Diantaranya, Ziarah kubur, Manjolang Mintuo atau dun sanak, dan yang terakhir mandi Balimau.

Ziarah kubur yang dilakukan menjelang menyambut puasa,sama seperti ziarah kubur pada hari lain. Tidak ada perbedaannya. Tapi ada Ziarah Kubur yang istimewa, yaitu ziarah kubu yang dilakukan pada hari Raya Enam di daerah Bangkinang seberang.

Manjolang Mintuo atau kerabat lainnya, kebiasaan ini dilakukan untuk mempererat tali silaturrahmi antar keluaraga. Dimana anak menantu atau kerabat datang ke rumah kerabat yang lain dengan membawa Jambau nasi untuk makan bersama di rumah mertua atau paman atau family dekat lainnya.

Mandi Balimau atau dikenal dengan Balimau Kasai oleh warga Kampar diadakan pada sehari menjelang puasa Ramadhan. Balimau Kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat Kampar  dalam menyambut bulan suci Ramadan.  Tradisi ini selain sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan puasa, juga merupakan simbol pembersihan diri. Balimau sendiri bermakna mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas. Sedangkan kasai adalah wangi- wangian yang dipakai saat berkeramas. Bagi masyarakat Kampar, pengharum rambut ini (kasai) dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada dalam kepala, sebelum memasuki bulan puasa. Sebenarnya upacara bersih diri atau mandi menjelang masuk bulan Ramadan tidak hanya dimiliki masyarakat Kampar saja.

Kalau di Kampar upacara ini sering dikenal dengan nama Balimau Kasai, maka di Kota Pelalawan lebih dikenal dengan nama Balimau Kasai Potang Mamogang. Di Sumatera Barat juga dikenal istilah yang hampir mirip, yakni Mandi Balimau. Khusus untuk Kota Pelalawan, tambahan kata potang mamogong mempunyai arti menjelang petang karena menunjuk waktu pelaksanaan acara tersebut. Tradisi Balimau Kasai di Kampar, konon telah berlangsung berabad- abad lamanya sejak daerah ini masih di bawah kekuasaan kerajaan. Tradisi untuk menyambut kedatangan bulan Ramadan ini dipercayai bermula dari kebiasaan Raja Pelalawan. Namun ada juga anggapan lain yang mengatakan bahwa tradisi ini berasal dari Sumatera Barat.

Bagi masyarakat Kampar sendiri upacara Balimau Kasai dianggap sebagai tradisi campuran Hindu- Islam yang telah ada sejak Kerajaan Muara Takus berkuasa. Keistimewaan Balimau Kasai merupakan acara adat yang mengandung nilai sakral yang khas. Dulunya masyarakat Kampar berbondong-bondong menuju Tang Kampau (Batang Kampar yang berarti Sungai Kampar) bersama keluarga dengan membawa bekal untuk makan bersama di pinggir Kampau dan setelah itu mandi Balimau. Dan tak lupa pula sejumlah daerah yang terletak di sepanjang Batang Kampar menyemarakkan dengan Sampai Hias. Mulai dari Kuok sampai Danau Bingkuang. Dan acara ini juga merupakan ajang silaturrahmi dengan sesama warga lainnya. Sungguh hari yang menyenangkan. Dan malamnya siap-siap untuk melaksanakan sholat Tarawih berjamaah di mesjid-mesjid.....
SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA ........ MOHON MA'AF LAHIR BATHIN....

Wassalam
Rafnelli Syuhaimi